DirumahBambu Bercinta dengan Ibu. Bagian 1 / 7. Kampung cipalasik adalah kampung yang damai dan sejuk. Disini kebayakan penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, ada yang berkebun, berternak unggas, kambing, juga menanam padi di sawah. Kebayangkan rumah penduduk disini rumah panggung dengan dinding bambu atau papan kayu yang disusun
Birahi Ibu Rumah Tangga Kesepian Minta Dipuaskan – setelah sebelumnya ada kisah , kini ada cerita . selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan terbaru ceritaBirahi Ibu Rumah Tangga Kesepian Minta DipuaskanCerita ini adalah sebuah kisah seks guru les private dengan tante kesepian, yakni ibu dari murid les saya sendiri. Ya, perselingkuhan yang membuat keduanya saling berbagi kenikmatan diatas ranjang dan membawa meunju ke puncak kenikmatan birahi. Simak cerita lengkapnya berikut ini!Ini adalah cerita dari kisah nyata saya alami waktu kuliah di Jawa Tengah. Nama saya Rudy, banyak orang menilai saya pria simpatik dengan kemamuan berpikir cemerlang. Kebutuhan hidup menjadi kendala saya saat itu, uang pas-pasan dari orang tua kadang2 kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari 6 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah. Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja namanya Indah, ingin memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SMP swasta ternama di kota dimana saya Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan Kakanwil salah satu departemen, berumur kurang lebih 45 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orang tuanya, karena Tante Stella selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya. Dalam satu minggu, saya harus memberikan pelajaran tambahan 3 kali buat Noni, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Noni cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari saya selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Stella semakin ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam 1600 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan Tante Stella memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.“Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Stella. “Agh… Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya. “Yah… lebih dewasa Dong..!” tegasnya. Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati. “Rud… mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja. “Loh… tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya. “Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab. “Wah… saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda. “Yah… kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya. “Wah… Rud, gede juga nih punya kamu…” kata si Tante sambil bercanda. “Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghhh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.“Oghh… saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” desahnya. “Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya. Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.“Ogh… Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante…” dengan suara yang mendesah. Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah… ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah. Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. “Rud… ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante. “Wah… saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya. “Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya. Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan. “Ahhh… dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi. “Oh… oh… nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante. “Tante… saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya. “Sabar yah Rud… tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante. Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante. “Arghhh..!” teriak Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya. Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.“Ih… kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil. “Agh… Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali. Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie style. “Um… dorong lebih keras lagi dong Rud..!” desahnya. Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.“Rud… mandi yuk..!” pintanya. “Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya. Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali. “Hm… nikmat sekali jilatanmu Rud… agghhh..!” desahnya. “Rud… kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas puas menjilatinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante stella yang selalu memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana untuk menjaga hubungan kami agar tetap aman. by – Cerita Dewasa, Cerita Seks Hot, Cerita Mesum, Cerita ngewe, Cerita Panas, Cerita Ngentot, Kisah Pengalaman Seks, Cerita Porno, Cerita Bokep indo.
Malamini aku benar-benar horny melihat Irma mendesah-desah keenakkan Cerita Seks Dewasa Jilati Pepek Tetangga Di Belakang Rumah, bokep 3gp smu mulus tanpa celana dalam diperkosa cewek jepang cina indonesia jakarta bersa, Cerita Seks Dewasa Jilati Pepek Tetangga Di Belakang Rumah Rtx 2080 Crashing Pc Cerita ni memang yang real lucu dan agak
404 Not Found - NotFoundHttpException 1 linked Exception ResourceNotFoundException » [2/2] NotFoundHttpException No route found for "GET /Top/part-time-jobs-durham-region-ontario-532693" [1/2] ResourceNotFoundException Logs Stack Trace Plain Text
CeritaSeks Dewasa Bergambar 3 - Ngentot Tante Hani. Tiga hari pertama aku tinggal di rumah Tante Hani, aku dan Mbak Vidya tiap malam berhubungan seks. Kami bangun selalu sebelum jam 4 pagi untuk melakukannya sekali lagi sebelum aku pindah ke kamar tamu. Skip to content Cerita Dewasa Seks – Perkenalkan nama saya Lala diusiaku yang 40 tahun ini birahi sexsualku seakan akan bertambah, perkejaanku sebagai ibu rumah tangga setiap paginya bersih bersih rumah, sehabis bersih bersih biasanya melihat acara TV, kalau acaranya tidak ada yang bagus tiduran dikamar tidur, itulah keseharianku sebagai ibu rumah tangga. Setelah merebahkan badanku beberapa lam ternyata mata ini tidak mau terpejam. Rumah yang besar ini terasa sangat sepi pada saat-saat seperti ini. Maklum suami bekerja di kantornya pulang paling awal jam sore, sedang anakku yang pertama kuliah di sebuah PTN di Bandung….Baca selengkapnya disini Cerita Dewasa Seks – Aku seorang ibu rumah tangga biasa namaku Delia setiap hari aku berada di rumah, akhirnya akupun mencari kesibukan dengan banyak berkumpul dengan para wanita sosialita. Sebenarnya hidupku tidak sepi-sepi amat karena aku tinggal di rumah keluarga suamiku, ada kedua mertuaku yang masih sibuk bekerja juga di perusahaannya sendiri. Juga anakku yang kini sudah dua orang Nana 3 tahun dan Dika 12 tahun. Akupun memiliki suami mas Imran yang bertanggung jawab pada keluarga, diapun begitu hot memuaskan aku di dalam melakukan hubungan intim layaknya dalam adegan cerita sex paling hot, tapi akupun menghianatinya juga. Mungkin aku terbawa pergaulan dengan teman-temanku yang menganggap selingkuh sudah di anggap hal yang biasa bahkan katanya membuat kita lebih bergairah menjalani kehidupan ini…Baca selengkapnya disini Cerita Dewasa Seks – Sebelumnya saya akan memberitahu bahwa cerita sex ini terjadi sebelum saya mengenal lebih dalam soal internet . Ketika saya baru saja masuk kuliah, saat itu saya masih belum begitu kenal dengan internet , dan saya masih dalam taraf pemula dan baru sampai dalam soal hardware. Cerita sex ini terjadi yang sejak berkenalan dengan seorang teman di ITK saya mulai mengenal apa itu internet . Dan saya suka sekali pergi ke warnet dan hampir tiap hari saya berada di sana . Semakin lama saya suka sekali ber- chatting ria sampai suka lupa waktu dan pulang malam hari . Sebelum memulai kisahku ini aku ingatkan agar selalu ingat dengan ceritaku. Karena hanya yang selalu memberikan cerita cerita terbaru . Langsung saja ku mulai cerita ku ini….Baca selengkapnya disini Cerita Dewasa Seks – Pengalaman pertama selingkuh dengan wanita lain membuat pikiranku tak tenang . Ditambah lagi kenekatanku saat berhubungan intim aq mengeluarkan pejuhku di dalam kemaluan Fani, aq takut kalau dia sampai hamil, kalau itu sampai terjadi , wahh bakal jadi skandal. Dan untuk menghilangkan rasa kekhawatiranku serta agar istriku tdk curiga , malam itu aq berhubungan intim dengan istriku. Tapi saat berhubungan intim, aq selalu membayangkan tubuh Fani, gerakan – gerakan erotis, pantatnya yg padat, dan toketnya yg padat montok…Baca selengkapnya disini Cerita Dewasa Seks – Perkenalkan namaku Irsan, umurku 30tahun, aku sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak . Aku bekerja sebagai konsultan di sebuah perusahaan kontraktor ternama di kota Jogja . Tuntutan pekerjaan yang membuat aku harus sering pergi keluar kota . Suatu ketika aku dapat tugas dan harus ke Kota Surabaya, pejabat disini memintaku untuk mengecek kesiapan pembangunan rumah sakit yang ada di kota tersebut , kira –kira satu minggu aku harus berada disana. Tapi hanya dalam waktu 3 hari saja pekerjaan itu terselesaikan . Karena kupikir masih ada beberapa hari tinggal disini jadi aku iseng- iseng buka Facebook sewaktu di kamar hotel , siapa tau ada temen SMA atau SMP yang tinggal di kota ini , ya sekalian silaturahmi ataupun ketemuan . Setelah kucari ternyata ada juga yang tinggal di sini , namanya Boby, dia dulu satu kelas dengan ku sewaktu duduk di bangku SMP . Segera aku message dan dia membalas serta memberikan nomor WA, biar komunikasinya lebih lancar . Langsung aja aku chat si Boby. “Siang Boby, ini Irsan yang tadi kita ngobrol lewat FB ” sapaku lewat aplikasi WA . “Siang juga mas Irsan, maaf ini Santi istri mas Boby… mas Bobynya lagi keluar hpnya ketinggalan ” balasnya . “Oh iya mbak maaf menganggu , ini aku teman SMPnya Boby dulu” “Iya mas , mas Boby juga pernah cerita kalo dulu punya teman akrab waktu SMP namanya mas Irsan. . ngomong -ngomong gimana kabarnya mas?” “Kabarku baik mbak , ayok kapan kita ketemuan sama keluarga Boby, mumpung aku di Surabaya… oya gimana kabarnya mbak Mika ?” “Kabarku juga baik mas, eh ngomong – ngomong lagi nih mas Irsan nginep dimana, nanti saya kasih tau mas Boby” “Aku nginep di hotel XXX mbak , nati kalo Boby sudah pulang tolong bilangin besuk siang kita makan saiang bersama , tempatnya saya ngikut aja soalnya saya ga tahu daerah sini ” “Oke deh mas nanti saya sampaikan sama mas Boby, sampai ketemu” . Santi ini adalah istri dari Boby, menurut cerita teman – teman Santi itu dulunya seorang model dan wajahnya cantik . Jadi menurut mereka lagi Boby seperti ketiban rejeki karena muaknya pas – pasan berjodo sama wanita cantik . hahahah … Mumpung malam ini ga ada kegiatan aku iseng ke diskotik dan karaoke yg ada disebelah hotel . Mau karaoke tapi sendirian, enaknya sih ke diskotik aja , siapa tau ada yang mau nemenin malam ini . Ternyata ramai sekali , karena hari ini ada DJ dari ibukota. Aku langsung ke bar pesen martell satu, kebiasaan di Jogja, martell sebagai umpan cewek untuk mendekat . Benar juga tak berapa lama ada cewek yang mengambil tempat duduk di sampingku , tingginya 165 cm, wajahnya manis , rambutnya sebahu , umurnya sekitar 20 an , dia pakai pakaian ketat dan toketnya kelihatan menyembul , rok mini yg dia pakai membuat pahanya yang mulus terlihat jelas , bikin horny aja nih…Baca selengkapnya disini Cerita Dewasa Seks – Selesai mandi aku ke ruang tamu nonton bola, beberapa orang tetanggaku datang ke rumahku seperti biasanya kalau ada pertandingan bola live rumahku rame layaknya bioskop. Di sela – sela nonton kami sering mengobrol mulai update politik, kabar tetangga sampai urusan wanita. Pak Sudi adalah seorang tetanggaku yang tekenal suka bercanda tapi yang berbau pornografi , dia tiba – tiba nyeletuk katanya dia membeli sebuah obat perangsang wanita Cair yang harganya mahal, diapun mulai cerita panjang lebar tentang khasiat obat Perangsang Cair itu katanya bisa meningkatkan libido wanita dengan cepat . Akupun iseng – iseng minta ke dia obat perangsang wanita itu pengin buktikan, karena kami memang sudah cukup akrab diapun tanpa pikir panjang memberikan sebotol kecil obat perangsang wanita itu , tapi pesannya jangan dipakai semua, Sisanya dia minta dikembalikan , percaya ga percaya akupun mengambilnya , meski dalam hati bertanya juga mau dicobain ke siapa ya , wanita di rumahku Cuma ada pembantuku sementara istriku sedang pulang ke rumah orang tuanya … . ah sudahlah sementara disimpan dulu… Pertandingan bola sudah berlangsung 45 menit , televisi sudah menghadirkan komentator dan diselingi iklan , di waktu jeda seperti itu bapak – bapak biasanya juga ikut komentar sambil ngobrol satu sama lain. Akupun ke luar sebentar untuk menjernihkan mataku yang sedikit pedes, aku keluar di halaman rumah untuk beberapa saat. Kemudian muncullah dua anak SMA masih dengan seragamnya menyapaku karena lewat depan rumahku, aku mengenali mereka berdua anak tetangga RT sebelah , namanya Vika dan Rani….Baca selengkapnya disini Cerita Dewasa Seks – Setelah parkir mobil saya , saya bergegas ke kamarku dan kemudian segera melemparkan penatku tubuh ke tempat tidur tanpa kesempatan lagi untuk menutup pintu kamar tidur . Baru saja mata tertutup , tiba – tiba aku dikejutkan oleh ketukan di pintu kamarku yang disertai dengan teriakan keras dari suara yang sudah sangat akrab . “Ko , Anda baru saja pulang juga?” Guntur suara Devi memaksa mata saya untuk melihat asal suara itu . “Ya , apa yang Memangnya salah berteriak ?” Aku menjawab marah sambil mengusap mata saya . “Saya ingin memberitahu kenalin sepupu saya yang baru tiba dari Bandung ” katanya, tangan kirinya menarik tangan seorang gadis ke kamarku . Aku melihat gadis yang disebut sepupunya Devi , tersenyum Aku mengulurkan tangan kanan saya di “ Hai, nama saya Rio” nya “Desi” katanya sederhana , tersenyum padaku. Sementara mereka senyum manis saat itu , mataku menemukan sosok setinggi sekitar 167 cm , walaupun dengan perawakan agak gemuk tapi kulit putih bersih yang tampaknya untuk menutupi bagian tersebut….Baca selengkapnya disini Cerita Seks – Perkenalkan Nama ku Nando, Hari Minggu ini sebenarnya aku sedikit malas dgn permintaan ayahku agar aku mengantar Bu Titis ibu tiriku, Ia adalah istri ke3 ayahku. Karena Bu Titis orangnya sangat judes, galak, pelit dan sombong, aku sangatsangat membencinya. Ia sebenarnya cantik dan seksi namun apa kata aku tak menyukainya karena dialah penyebab terjadinya perceraian antara ibu dan ayah kandungku. Bu Titis, Sebenarnya lebih tepat menjadi kakak ku, karena umurnya hanya tiga tahun lebih tua dari aku yg kini berumur 23 Tahun dan dia tdk begitu akrab dgn aku hanya saja aku menyaygi ayahku, aku menerima dia di rumah ayahku sebagai istri ke 3 ayahku. Sebenarnya rumahnya tdk terlalu jauh dari tempat tinggal kami. Setelah mengantarnya sampai dirumah Bu Titis, ternyata di rumah bu Titis yg lama tampak sepi, aku nyelonong aja masuk dan duduk di ruang tamu yg berdekatan dgn kamar ibu tiriku itu…Baca selengkapnya disini Cerita Dewasa Seks – Perkenalkan nama saya Lala diusiaku yang 40 tahun ini birahi sexsualku seakan akan bertambah, perkejaanku sebagai ibu rumah tangga setiap paginya bersih bersih rumah, sehabis bersih bersih biasanya melihat acara TV, kalau acaranya tidak ada yang bagus tiduran dikamar tidur, itulah keseharianku sebagai ibu rumah tangga. Setelah merebahkan badanku beberapa lam ternyata mata ini tidak mau terpejam. Rumah yang besar ini terasa sangat sepi pada saat-saat seperti ini. Maklum suami bekerja di kantornya pulang paling awal jam sore, sedang anakku yang pertama kuliah di sebuah PTN di Bandung….Baca selengkapnya disini Cerita Dewasa Seks – Aku seorang ibu rumah tangga biasa namaku Delia setiap hari aku berada di rumah, akhirnya akupun mencari kesibukan dengan banyak berkumpul dengan para wanita sosialita. Sebenarnya hidupku tidak sepi-sepi amat karena aku tinggal di rumah keluarga suamiku, ada kedua mertuaku yang masih sibuk bekerja juga di perusahaannya sendiri. Juga anakku yang kini sudah dua orang Nana 3 tahun dan Dika 12 tahun. Akupun memiliki suami mas Imran yang bertanggung jawab pada keluarga, diapun begitu hot memuaskan aku di dalam melakukan hubungan intim layaknya dalam adegan cerita sex paling hot, tapi akupun menghianatinya juga. Mungkin aku terbawa pergaulan dengan teman-temanku yang menganggap selingkuh sudah di anggap hal yang biasa bahkan katanya membuat kita lebih bergairah menjalani kehidupan ini…Baca selengkapnya disini
\n\n\n\n \n cerita mesum ibu rumah tangga
Diaambil handuk, dikasihkan ke aku, tapi tangannya sempat memegang penisku sambil ngomong Cerita blue ini berlanjut Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya please banget" rayuku sambil tanganku mulai beraksi Cerita Dewasa - Saat ini aku tinggal di komplek di kawasan Jakarta, kurang lebih ada 150 kepala rumah tangga, ada satu Widya, Kisah Seorang Ibu Rumah Tangga Part 24 Hadiah Pijat Untukku dari Anakku 2 Widya Ayu Ningrum 38 Tahun -Seorang Janda -Mempunyai satu orang anak bernama Evan -Memiliki tubuh yang membuat para lelaki ingin menjamahnya . . Dalam keadaan masih memejamkan mata, aku merasakan bahwa kontolnya tengah menyapu wajahku atau dengan kata lain pak Tirta seperti sedang meratakan semua cairan peju nya, mungkin sampai wajahku ini terlihat mengkilap olehnya dan setelahnya aku merasakan bahwa wajahku seperti di pukul beberapa kali dengan batang kontolnya. Pelecehan seperti ini kenapa aku seperti menyukainya? Padahal sudah sangat jelas bahwa harga diriku sedang di banting oleh pria yang baru aku jumpai ini dan ditambah anakku melihatnya sekarang. Aku sekarang masih dalam kondisi tidur terlentang dengan kedua kakinya yang bagian lutut ke bawah terjuntai. Masih ku coba untuk mengatur nafas sehabis pertempuran yang kami lakukan ini dengan dada kembang kempis memompa udara sampai sosok yang kutahu anakku itu mendekat dan ia memelukku. Entah apa yang membuat Evan memeluk tubuhku ini tapi yang jelas saat diriku di peluk olehnya aku merasakan sebuah ketenangan. Walau aku lemas aku coba untuk memeluk anakku balik. “Mah…”, lirihnya memanggil di dalam pelukan. Aku berdeham menyahut. “Maaf Evan lakuin ini dan maaf udah jadikan mamah sebagai pewujud fantasi Evan tapi….kalo mamah ga suka mamah boleh berhenti disini dan kita pulang”, hatiku menghangat dan hal itu membuatku tersenyum kecil lalu Menggeleng. “Gapapa, nak. Mamah suka kok dan mamah nurut aja sama kamu. Mamah memang menyukainya, tapi mamah sudah mantapkan hati kalau mamah Cuma buat kamu sepenuhnya” “Mamah mau wujudkan fantasi Evan?”, aku mengangguk, walau aku masih memejamkan mata tapi aku tahu bahwa Evan sedang menatap wajahku. Tak ada kata yang keluar dari mulut anakku, yang aku rasakan hanya sebuah kecupan lembut di pucuk kepala lalu mengusapnya dengan lembut dan setelahnya aku di tarik pelan oleh Reni sepertinya untuk turun dari tempatku berbaring. “bersihin muka sama mandi sekalian dulu, bu”, ajak Reni padaku, mataku yang terasa lengket untuk dibuka hanya bisa di tuntun olehnya. Di dalam kamar mandi aku dimandikan seperti anak kecil dan sebenarnya aku menolak, aku ingin mandi sendiri tapi Reni bilang supaya tenagaku tak terbuang jadinya ia saja yang akan memandikanku mulai dari menyabuni seluruh tubuh, membilas hingga menghanduki tubuhku yang basah ini sampai kering kembali dan aku disuruh oleh Reni untuk memakai sebuah stoking model Garter Belt berwarna hitam. Aku sebenarnya agak risih karna belum pernah memakainya dan aku juga tak tau kenapa aku di suruh memakainya, yang Reni kasih tahu bahwa itu adalah permintaan anakku karna hal itu aku menurutinya untuk memakai. Stoking, celana dalam, bra semua yang ku pakai berwarna senada. Aku sekarang berada di ruangan yang berbeda dari ruangan sebelumnya, aku tak tahu Reni tadi membawaku ke kamar yang mana soalnya tadi aku memejamkan mata karna lengketnya peju pak Tirta di wajahku. Fokusku terbagi ketika pintu kamar dibuka dari luar memperlihatkan sosok anakku dan pak Tirta disana sambil tersenyum. Mereka mendekat ke arahku yang kini hanya memakai pakaian dalam saja sambil memuji penampilanku. “Mamah seksi banget seperti ini”, puji Evan sambil meremas pelan kedua payudaraku yang sudah terbungkus Bra hitam berenda. “Bener, bu. Bu Widya kelihatan tambah seksi. Bapak jadi kepingin lagi nih, bu”, pak Tirta meremas bongkahan pantatku dan menabok kecil beberapa kali. Remasan di payudara dan tabokan di pantat membuatku melenguh pelan. Evan memegang daguku seperti akan mencium tapi gerakannya terhenti ketika pak Tirta berseru. “kalo mas Evan nafsu, mas boleh kok pak istri saya” Apa? Istri dia bilang? Jadi Reni ini istrinya pak Tirta? Aku benar-benar terkejut mengetahui fakta ini kalo Reni ternyata istri dari pak Tirta dan Reni juga melihat apa yang tadi suaminya lakukan denganku. Apakah ini memang sudah direncanakan oleh anak dan mereka berdua? Jika memang benar ini sama saja seperti tukar pasangan dong. Aduh, fantasi anakku memang benar-benar nakal. Kulihat Evan memandang pak Tirta dan aku sejenak sebelum ia bergerak mendekat ke arah Reni yang berdiri tak jauh dari kami dan tanpa basa-basi Evan menarik tubuh Reni ke dalam dekapannya lalu bibir mereka langsung saling berpagutan satu sama lain layaknya seorang pasangan tanpa memedulikan ada siapa di sekitar mereka. Lidah mereka saling membelit dan sudah pasti saling bertukar ludah juga karna aku tau dari suara mereka. Tangannya meremas payudara Reni secara acak dan bergantian hingga lenguhan mulai terdengar lalu tak lama Evan menyingkap baju yang di pakai oleh Reni, ia keluarkan kedua payudaranya dan dinikmati secara menyeluruh. Walau bukan kali pertama aku melihat anakku bercumbu secara langsung di depanku dengan perempuan lain, tapi aku masih merasa takjub dan menyimpulkan bahwa seperti itulah gambaran diriku saat bercumbu dengan anakku. “bu Widya pake baju sama roknya”, sedang fokus melihat aksi panas anakku, tiba-tiba pak Tirta menyuruhku memakai pakaian yang ia berikan berupa blouse putih sedikit tipis sehingga saat ku pakai Bra hitamku akan terbayang dari luar. Sementara rok yang ia sodorkan berwarna hitam lumayan pendek membuat kedua kulit pahaku terekspose. “Bu Widya ikutin saya, biarin mereka disini”, ucapnya seolah mengetahui apa yang sedang ku pikirkan. “Mau kemana, pak?” “ke tempat yang bisa buat bu Widya serasa di awan lagi. Hehehe…”, sambil mengulurkan tangannya padaku. Sedikit ragu memang tapi ku terima juga ukuran tangannya itu sehingga aku kini digandeng oleh pria yang baru saja ku kenal dengan meninggalkan anakku yang sudah di kulum kontolnya oleh Reni. Sebelumnya aku kira, aku akan di bawa ke ruangan tempatku dipijat dan dikerjai tadi tapi nyatanya bukan. Aku diajak turun ke lantai satu dan kami berjalan melewati meja resepsionis dan melewati kumpulan pria dan wanita yang duduk di kursi tunggu. Saat kulihat mereka semua memandang ke arahku, terutama mata para pria nya yang seakan-akan menatapku dengan tatapan lapar dan menelanjangiku. Aku dibawa masuk oleh pak Tirta ke ruangan yang terlihat seperti kantor tempat dirinya mengurus semua hal yang berhubungan dengan tempat bisnisnya ini. Saat kulihat ternyata tembok sebelah kanan terbuat dari kaca dan mengarah tepat pada ruang tunggu. Dari penjelasan singkat pak Tirta bahwa kaca tersebut tak dapat dilihat dari luar dan hanya dari dalam saja yang bisa melihat ke luar serta ruangan juga kedap suara. Tanpa kusadari pak Tirta sudah melepaskan semua pakaiannya sehingga tubuh gempalnya dengan perut sedikit buncit itu terlihat jelas lagi di depan mataku. Bahkan batang kontolnya yang tadi sudah mengobok-obok memekku kini terlihat mengacung dengan keras. Aku sudah tau apa yang akan ia lakukan saat ia menghampiri diriku. “bapak sudah ga sabar pengen rasain memek bu Widya lagi dan ibu pasti bakal suka saya genjot sambil lihat orang-orang di luar sana”, bisiknya di telingaku yang mana membuatku merinding geli karna hembusan nafasnya itu. “Tapi anak saya, pak? Dan lagian mereka memangnya benar-benar tak akan melihatnya?”, tanyaku saat leherku mulai di cumbu. “bu Widya tenang saja, seperti yang saya bilang tadi mereka tak akan melihat apa yang terjadi disini dan kalaupun ibu berteriak pun mereka tak akan dengar jadi bu Widya ataupun bapak bebas melakukan apapun disini dan untuk anak ibu… Ga perlu khawatir, ini memang yang anak ibu inginkan” Kurasakan bibirnya kembali bergerak di leherku. Ia cium dan ia cupang di bagian tersebut beberapa kali sambil kedua tangannya meremas gemas payudaraku dari arah belakang. Aku yang masih normal jelas akan mendesah menerima rangsangan seperti itu, bahkan desahanku mengeras disaat remasan tangan pak Tirta diperkuat lagi. Lagian ini permintaan anakku dan karna itu aku juga harus bisa menikmatinya. “susumu memang mantap, bu. Bapak suka banget”, di remasnya dengan gemas sambil menggoyangkan naik turun. “ssshhhhh….pelan aja, pak” “Saya remas kencang juga ga bakal kendur, bu yang ada makin kenceng kaya gini. Nafsu ya juga ya, bu” Selanjutnya tubuhku dibalik sampai aku berhadapan dengannya dan bibirku langsung dilumat habis. Lumatannya membuat aku sedikit kesulitan untuk bernafas karna saking nafsu dan beringasnya ditambah lagi remasan tangannya kuat di payudaraku sehingga nafasku semakin menipis yang kudapatkan. Aku hanya bisa mengeluarkan suara tak jelas saat mencoba untuk memberi tahu pak Tirta berhenti sejenak tapi nyatanya aku tak di beri kesempatan, ia masih saja menyerang bikirku dengan nafsunya. — Sementara itu di salah satu ruangan pada lantai dua. Evan sudah mulai menggenjot memek Reni dengan segenap nafsunya yang menggebu dalam keadaan Reni tiduran mengangkang di atas ranjang. Suara kecipak basah akibat benturan selangkangan mereka terdengar dengan jelas menggema di seluruh ruangan menambah kesah panas persetubuhan mereka yang sedang terjadi. Kedua kakinya di letakan pada pundak Evan dan di genjot menggunakan ritme teratur. PLOK!!! PLOK!!! PLOK!!! “terusss, nakkk….entot ibu teruuss….aaakkkhhsssss….kontol anak muda memang enak bangettt…ssshhh…”, racau Reni. Karna cukup lama dalam posisi tersebut membuat Evan merasa sedikit bosan dan ia ingin menikmati wanita di depannya itu dengan gaya yang berbeda sehingga ia suruh Reni untuk berposisi menungging memperlihatkan bongkahan pantatnya uang masih terlihat sangat sekal tanpa melepaskan kontolnya dan karna itu Reni melakukannya dengan perlahan saat mengubah posisi tubuhnya. PLAK!!! PLAK!!! PLAK!!! Evan tampar cukup keras bongkahan pantatnya beberapa kali hingga memerah. Saat di tampar pantatnya itu Reni mengaduh dengan erangan yang terdengar sangat nikmat bercampur perih. Saat itu Reni yang sudah dalam keadaan menungging dengan bajunya masih melekat di tubuhnya hanya saja beberapa kancing bajunya telah terlepas dan membuat bajunya terbuka pada bagian Bra dimana Bra tersebut telah tersingkap menampakkan kulit payudara mulusnya bergelantungan dengan bebas. Pada bagian celana putihnya masih terlihat menyangkut di kaki sebelah kirinya. Celana itu hanya menggantung sebatas lutut menambah kesan erotis saat dilihat dimana pakaian masih melekat di tubuhnya. Pada bagian tubuhnya yang memang benar-benar terlepas baru celana dalamnya yang terlihat sudah ada di lantai. Evan yang memang tak mencabut kontolnya masih terdiam memandang tubuh belakang Reni, pantatnya yang baru saja ia tampar terlihat makin menggoda dengan warna merah yang ia ciptakan. Merasakan gemas, Evan mulai menggerakkan maju mundur pinggulnya dengan perlahan, namun semakin di percepat seiring tusukkan yang Evan lancarkan pada lubang memek Reni. “Aakkkhhhh….sssshhhhh…”, desis Evan menikmati gesekan dinding memek Reni. “Iya…iya teruss, nak…genjot memek ini. Aaaakkkkhhh…akkkkhhhh….jangan pedulikan mamahmu…ibu yakin sekarang mamahmu. Aaakkkhhhh…sssshhhhh….mamahmu pasti lagi di hajar kontol suamiku. Ssshhh….lebih dalam, naakkk…ssshhh…” Semenjak mamah serta suaminya pergi dari ruangan tersebut, mereka mulai mencumbu satu sama lain saling mencari kenikmatan. Bahkan Reni sudah dibuat keluar oleh Evan satu kali saat dirinya di genjot kasar nan cepat oleh Evan dalam kondisi mengangkang tadi. Cairan nya keluar dengan sangat nikmat membuat tempat persetubuhan mereka cukup basah. Sampai sekarang dalam posisi menungging pun cairan putih licin dan lengket yang keluar dari memeknya meleleh di pahanya saat di genjot. Suara kulit paha Evan yang tengah membentur pantat Reni terdengar bersahutan dengan suara desahan dan erangan penuh kenikmatan yang keluar dari keduanya. Aura di ruangan tersebut kian pekat oleh gelora nafsu yang mengobar antara anak muda dengan wanita separuh baya. Memang bukan pertama kalinya Reni merasakan sodokan anak muda dan bahkan apa yang sedang ia lakukan bersama Evan bukan pertama kalinya. Sebelum dengan Evan, Reni sudah beberapa kali merasakan kontol anak muda dan bahkan kontol-kontol selain anak muda pun sudah sering ia rasakan, pelanggan panti. Tapi entah kenapa pengalamannya saat di gagahi oleh Evan terasa berbeda. Yang jelas apa yang Reni rasakan sungguh nikmat dan rasanya ia selalu bernafsu saat menerima setiap sodokan keras kontol Evan. “Teruss sayaanng… terusss…kontolmu enak…ssshhh…”, racau Reni. “aaakkkhhsssss….bu Reni suka kontol ya?” “sukkaa…suka banget. Ssshhhh…” “Pantas saja mirip banget kaya Lonte”, ucap Evan dengan menghujam-hujamkan kontolnya di memek Reni. “Ooouuugghhh…sssshhhhh…iya sayanggg…iya…aku…suka…kontol…aku suka jadi Lonte kaya gini. Aaakkkhhsssss…dan mas Tirta mengizinkanku…kamu juga harus ijinkan sayang….ooohhh…yahhh teruussss….”, Racau Reni dengan perkataan yang terputus-putus akibat rasa nikmat dari gesekan kontol Evan. “ijinkan mamahku buat apa, bu?” “Hheegggghhhh….hheegggghhhh….ijinkan mamahmu kalo…kalo dia mau jadi Lonte juga. Aaakkkhhsssss….nikmat….nak banget kontolmu, sayaanng…sssssshhhh….”, Evan tak menjawab ucapan Reni yang disertai erangan nikmat itu, Evan justru malah menghujamkan kontolnya lebih dalam dan cepat. Karna gerakan Evan tersebut membuat Reni makin belingsatan eh nikmatnya g ditimbulkan itu. Erangan serta desahannya makin terdengar keras dan tangannya sebisa mungkin meremas kain yang ada di depannya menahan rasa nikmat yang sedang ia terima, namun nyatanya hal tersebut tak berefek sedikit pun, Reni malah dibuat semakin gila. “aaakkkhhsssss….sayaanng…mau keluar lagiihhh….”, Reni mulai mengerang dengan nikmatnya menahan semua perasaan dan nikmat yang ada sampai bola matanya terbalik hanya memperlihatkan putihnya saja, kepala menengadah dengan mulut terbuka ketika dinding memeknya berdenyut saat menyemburkan cairan orgasme untuk kedua kalinya. CRET!!! CRET!!! CRET!!! “AAARRRGGGHHHHH…..SSSSHHHH…..”, Erang Reni. Namun saat Reni mendapatkan kenikmatannya, Evan bukannya menghentikan sejenak genjotannya untuk memberi waktu, ia malah menambah kecepatannya dalam menghentakkan kontolnya menabrak dinding rahim Reni sampai mentok dan akibatnya Reni dibuat terkapar oleh Evan dimana Reni sudah tak kuat lagi menahan posisinya sehingga posisinya kini tersungkur di ranjang tapi bagian pantatnya masih terangkat di sodok oleh kontol Evan dengan cepat. Reni terlihat kepayahan saat mengimbangi permainan Evan tapi ia tak bisa mungkin karna faktor umur diaman Evan yang masih anak muda sehingga staminanya kuat dan juga nafsunya selalu menggebu. “aaakkkkkkhhhh…Aakkkhhhh…udah mau keluar apa belum? Ssshhhh…..”, Reni meringis-ringis menahan nikmat sekaligus ngilu karna saat orgasme sampai selesai dirinya tetap saja di genjot. — “Buka mulutmu, bu…”, dengan santainya pak Tirta menyuruhku membuka mulut dan mungkin karna aku melakukannya secara pelan membuat pak Tirta gemas, ia langsung menggunakan tangannya buat membuka mulutku. Setalah terbuka tanpa permisi lagi pak Tirta memasukkan kontolnya ke dalam mulutku sampai mentok ke tenggorokan. Rasanya ingin mutah saja karna sodokan keras itu apalagi ia melakukannya dalam satu dorongan penuh dan mulai menggerakkannya untuk maju mundur menikmati hangatnya mulutku ini. Aku ingin melepaskan mulutku dari kontolnya karna nafasku serasa tercekik dibuatnya, tapi gerakanku di tahan kedua tangan pak Tirta supaya tetap berada di selangkangannya. “kenapa mau dilepas, bu? Saya pengen cicipi rasanya kontol saya sodok mulut bu Widya lagi nih”, ucapnya seakan-akan perbuatannya itu tak ada masalah sama sekali. Ini mulutku pak, buka memekku jadi tolong beri aku waktu untuk bernafas sebentar. Dasar pria mesum, karna kemesumannya itu aku tak bisa lagi menggerakkan kepalaku selain bergerak maju mundur menelan kontolnya. Rasanya sangat keras menyodok tenggorokanku ini sampai beberapa kali ingin muntah tapi tak bisa karna selalu tertahan oleh batang kontolnya. Yang keluar dari mulutku hanya suara lenguhan tertahan dan air liur berbusa saja dan dengan terpaksa aku mulai melakukan gerakan mengisap di dalam sana supaya pria ini cepat mencapai klimaksnya. Kalau memang tak sampai klimaks aku harap ia akan mau berganti posisi untuk tidak lagi memakai mulutku terlalu lama. “Mmmpppfff….Mmmpppfff…”, suaraku benar-benar tak bisa keluar dengan jelas karna kontolnya ini yang selalu keluar masuk tanpa memikirkan bagaimana sulitnya aku untuk bernafas. “Ngomong apa, bu? Ga jelas loh”, ya jelas ga jelas lah, orang bapak sumpal mulut saya ini pake kontol. Pak Tirta benar-benar memakai mulutku seperti ia sedang memaki lubang memekku. Kontolnya terus saja keluar masuk di mulutku ini tanpa henti. Aku…aku benar-benar ingin muntah dibuatnya apalagi rambut kemaluannya menempel di wajahku ini. Aku memang tak kehabisan nafas, hanya saja sangat sulit untuk bernafas, yang bisa aku hirup hanya sedikit-sedikit sehingga paru-paruku harus bekerja dengan keras mencari stok udara. “Sssshhhhh….enak banget mulutnya, bu. Saya salut ibu masih bisa bertahan. Udah banyak ya kontol yang pernah masuk ke mulut bu Widya ini. Ssshhhh….enaknya….ssshhhhh….”. Air liurku yang sudah berubah menjadi busa ini jatuh secara perlahan diatas kulit payudaraku ini dan kedua payudaraku yang sudah keluar dari tempatnya hanya bisa terombang-ambing seraya gerakan tangan pak Tirta menuntut untuk selalu bergerak. “Daritadi kok bu Widya ngomongnya ga jelas sih?”, aku tatap wajahnya yang tengah tersenyum melihat kepalaku yang bergerak maju mundur melahap kontolnya. “ibu suka ya? Tanpa anak ibu yang minta pun sebenarnya bu Widya suka di perlakukan seperti ini kan?”, aku tak menjawabnya dan ucapan pak Tirta juga ada benarnya bahwa aku suka hal seperti ini sekarang. Tak menjawab bukan hanya karna susah tapi aku memang tak mau menjawabnya. Walaupun aku menyatakan bahwa aku suka tapi aku tak mau melihatkannya secara langsung kepada pria yang baru saja aku kenal ini. Aku masih harus menjaga rasa suka ini dan aku tak mau pak Tirta tahu bahwa Evan mempunyai ibu yang sangat binal sepertiku karna dia anakku dan aku mulai mencintainya sebagai lawan jenis. Mungkin karna melihat payudaraku menganggur tengah bergoyang, pak Tirta memindahkan satu tangganya ke bawah untuk meraba serta meremas gemas payudaraku ini secara bergantian dimana remasan nya itu membuatku merasa geli dalam nikmat lagi. Oh, enaknya rangsangan ini sampai aku sendiri merasakan bahwa kedua putingku mengeras dan kedua payudaraku semakin mengencang akibat nafsu ini. Remasan demi remasan tangan pak Tirta di kedua payudaraku membuatku mengencangkan sedotan mulutku untuk kontolnya dan mungkin akibat sedotanku itu membuat pak Tirta merasa kenikmatan dengan apa yang ku lakukan ini sehingga ia menarik putingku cukup keras lalu mengoyongkannya secara acak dan aku meronta sampai rontaanku itu membuat kontolnya bisa sedikit akan terlepas dari dalam mulutku. “Aaakkkkkkhhhh!!!!”, akhirnya suara jeritanku ini bisa lolos dengan jelas setelah sekian lama selalu tertahan. “Haakkiittt, pakk….golok…Glok.. Glok…”, kembali kontolnya masuk seperti semula. “sakit apa enak, bu? Kalo saya sih malahan enak. Hehehe…” Jawaban macam apa itu? Jelas bapak suka lah. Saat mendengar jawabannya itu aku sedikit kesal tapi walaupun aku merasa kesal, di dalam lubuk hatiku aku menerima setiap sodokannya di dalam mulutku ini. Ya walau sodokannya membuatku ingin muntah rasanya karna terlalu dalam dan kasar. Jika saja pak Tirta menyerahkan sepenuhnya kendali padaku, aku juga akan melakukannya dengan gerakan yang aku bisa tentunya dan aku juga tak akan melakukannya terlalu dalam karna itu menyiksa. GLOK!!! GLOK!!! GLOK!!! Gerakan tangan pak Tirta di kepalaku membuat aku tak sadar mulai mengeluarkan air mata. Bukan karna menangis tapi karna menahan rasa ingin muntah ini. “Wah, kok nangis sih? Apa bu Widya suka yang kasar-kasar kaya begini, bu? Kalo ibu suka saya dengan senang hati bakal kasih pelajaran ke bu Widya ini karna saya juga suka”, masih seperti tadi untuk menutupi rasa suka ini aku menjawab dengan menggelengkan kepala. “Nih, bu makan kontolku. Makan sampai bu Widya kenyang”, ucapnya dan yang aku rasakan sodokan kontolnya semakin dalam. Astaga kenapa masih bisa masuk lebih dalam? Aku benar-benar tak kuasa menerima perlakuan ini antara tersiksa namun sekaligus merasa suka dalam kenikmatan. GLOK!!! GLOK!!! GLOK!!! “hari ini kontol saya ini buat bu Widya. Silahkan makan sampai kenyang, bu. Aaakkkhhsssss….gimana rasanya kontol saya, bu? Enak kan, sampe merem melek gitu loh” Pak Tirta terus saja menyodokkan kontolnya dan beberapa kali menahannya saat masuk dalam di mulutku. Ia tahan beberapa detik dan mungkin sampai lima detik baru baru ia hentikan tapi tanpa mencabutnya karna ia terus saja mengacak-acak mulutku ini. Aku memandang kembali ke arah pak Tirta dimana pandangan yang aku berikan ini mempunyai makna bahwa aku meminta pak Tirta memberiku waktu sebentar untuk bernafas dengan bebas. Ku tatap wajahnya yang sedang keenakan itu dengan tatapan sayu. Dia hanya tersenyum dan membenamkan kontolnya di dalam mulutku serta menahannya kembali sehingga wajahku menempel di rambut kemaluannya. Baunya sungguh sangat khas bisa aku cium. PUAH!!! Akhirnya di lepas juga kontolnya itu sehingga aku langsung terbatuk dan mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Sisa liurnya yang tersisa dengan bebas terjatuh ke lantai. “gimana rasanya pas kontolku saat keluar masuk tadi, bu? Enak kan di entot mulutnya pake kontol?”, aku masih terduduk dengan mulut yang terbuka mencari udara untuk aku hirup. “Salah satu gunanya mulut selain buat ngomong, makan, mulut ibu juga punya kegunaan lain yaitu buat di sodok pake kontol” Panas juga telingaku mendengar ucapan nya itu dan apakah ini yang namanya masokhis dimana orang di kasari dan di lecehkan malah menikmatinya? Aakkkhhhh!!! Kenapa aku suka hal seperti ini. Saat sedang sibuk dengan pikiranku sendiri dan sibuk mengisi paru-paruku dengan udara, daguku di angkat oleh pak Tirta serta menyuruhku untuk membuka mulutku lagi. Aku sedikit was-was jika pak Tirta akan memasukkan kembali kontolnya tapi anehnya aku malah tetap menuruti untuk membuka mulutku. CUH!!! CUH!!! Aku tak percaya kalau pak Tirta akan meludahi mulutku ini. Ooogghhh…kenapa aku diam saja saat mulutku harus menerima beberapa ludahnya yang di buah ke mulutku ini dan aku merasa tak tersinggung sedikit pun dengan pelecehannya itu padahal sudah jelas harga diriku sedang di tekan ke bawah olehnya. “Ibu suka kan saya ludahi? Kalo suka telan sampai habis dong, masa sudah saya kasih malah dibuang lagi sama bu Widya?” GLEK!!! GLEK!!! Gila aku menelannya dengan cepat seperti memang aku menginginkan ludahnya. “nah gitu dong, bu bari namanya Lonte yang penurut”, kurang ajar baru kenal sudah memperlakukanku seperti itu serta sudah menikmati tubuhku dan bahkan kini dia meludahi mulutku sambil mengatakan bahwa aku Lonte penurut. “Ludahi mulutku lagi, pak”, astaga kenapa dengan pikiranku ini? “bu Widya suka kan?”, tanyanya sambil mengusap pipiku dengan lembut. Hal yang aku pertahankan sejak tadi akhirnya tak bisa aku tahan dan aku mengangguk dengan lemah menjawab pertanyaannya itu. Ludah yang ia berikan seperti sebuah hadiah saja buatku. Maafkan aku mas karna Adek sudah jadi ibu yang gagal dan semoga mas ga lihat Adek sekarang dari atas sana karna Adek ga mau mas lihat Adek di lecehkan dan di permalukan seperti ini tapi Adek malah menyukainya. “nah karna bu Widya suka dan nurut, bapak bakal kasih hadiah lagi buat bu Widya. Buka mulutnya lagi, bu”, aku membuka kembali mulutku ini untuk menerima ludahnya yang akan masuk ke dalam mulutku lagi. Kembali mulutku di ludahi olehnya dan aku harus menelannya. Di ludahi lagi dan kembali ku telan. Aku mendapatkan dan melakukan hal tersebut beberapa kali hingga pak Tirta merasa puas meludahi mulutku. Pak Tirta menundukkan badannya hingga sejajar denganku lalu kedua payudaraku ia remas dan ia mainkan seperti sedang memainkan sebuah balon berisi air yang ia goyangkan ke kanan, ke kiri, ia remas lalu ia pilin putingnya sampai aku menggeliat kegelian bak cacing yang kepanasan diatas tanah. Tangannya memainkan kedua payudaraku dengan berbagai cara dan gara-gara permainannya itu aku sempat ingin mendesah keenakan. “indah banget susunya, bu. Kok bisa semantap ini sih, bu? Sering di mainin sama orang-orang ya? Wah bu Widya nakal banget berarti” “Eeeeeggghhhh….”, lenguhku keluar saat kedua tangan pak Tirta meremas payudaraku tapi kedua putingku berada diantara jarinya lalu dijepit. “Enak ya, bu? Bu Widya memang benar-benar Lonte ya. Baru saya giniin aja udah keenakan. Murahan banget kamu, bu” “sekarang coba bapak isap susunya” “Eeegggghhhhhh….”, lenguhku ketika mulutnya mencaplok puting dan mulai menyedot serta memainkan dengan lidahnya. Rasa geli mulai menyerang kembali dan kali ini merambat melalaui payudaraku ini. Saat ku coba perhatikan pak Tirta yang tengah menikmati serta memainkan payudaraku ini, aku melihat bahwa kontolnya masih berdiri dengan kerasnya, beberapa kali terlihat mengangguk-angguk seperti meminta untuk ku puaskan lagi menggunakan mulut ataupun menggunakan memekku secara langsung. “ssllluuurrrppp…slluurrpplp….putingnya gemesin banget, bu. Enak banget pokoknya susu ibu ini, udah enak nantangin buat di remas pula. Tangan bapak jadi gatal” PLEK!!! PLEK!!! PLEK!!! Aku mengerang ketika kedua payudaraku di tampar olehnya sampai kurasakan payudara ini bergoyang akibat tamparannya itu. Pak Tirta menampar payudaraku empat kali sebelum ia melumat bibirku beberapa saat dan ia kembali berdiri sambil ia memegangi kontolnya yang ia arahkan ke bibirku. “Puaskan kontol saya ini pake mulutmu lagi, bu. Kontolku pengen sodok mulutmu lebih dalam lagi katanya”, sambil ku lihat kontolnya mangut-mangut mengenai bibirku. Kubuka mulutku ini dan kontolnya langsung ia lesakkan masukkan dalam mulut dan memaju-mundurkan pinggulnya dengan kedua tangannya kembali memegangi kepalaku seperti tadi. “rasakan kontolku ini, bu. Rasakan kontol yang tadi udah ngentotin memekmu di depan anak kandungmu sendiri. Hayo….Hayo makan semuanya Lonte!!! Rasakan kontol yang sebentar lagi bakal sodok memekmu sampai mengerang keenakan”, gaya sekali orang ini, padahal jauh lebih enak kontol anakku. “Mppphhhfff…”, Suaraku tak bisa keluar dengan jelas lagi karna telah tersumpal oleh kontolnya. GLOK!!! GLOK!!! GLOK!!! Aku hanya diam saja menerima semua perlakuan pak Tirta yang jelas-jelas sedang menginjak-injak harga diriku ini karna aku menyukainya. Bukan menyukai orangnya tapi menyukai sensasi serta rasa nikmat yang aku dapatkan ini dan ku rasakan juga kali ini rambutku yang sudah tergerai indah ini di remas olehnya untuk membantu sebagai pegangan memaju mundurkan kepalaku. CUH!!! CUH!!! Kembali aku di ludahi oleh pak Tirta namun kali ini bukan di mulut karna mulutku sedang terisi kontolnya melainkan wajahku, ya wajahku ini yang ia ludahi. Oh, aku merasa seperti sudah tak punya harga diri lagi sebagai wanita di depan orang ini. Aku hanya seperti pelacur jalanan yang sudah tak ada harganya. “Widya, kamu di besarkan dengan kasih sayang yang besar oleh kedua orang tuamu. Orang tuamu juga membesarkanmu dengan jeri payah. Kamu juga menikah dengan pria yang baik pula serta mereka selalu menghormatimu sebagai anak dan juga perempuan. Tapi kenapa kamu mau-maunya di permalukan dan dilecehkan seperti ini oleh orang yang baru kamu temui? Kamu memang Pelacur, kamu memang Lonte Widya”, batinku mengatai diriku sendiri akan kondisi diriku saat ini yang memang seperti itu. Remasan pak Tirta di rambutku terasa menjadi sebuah jambakan dimana rambutku kini ditarik olehnya ke belakang sehingga kepalaku ikut tertarik dan kontolnya terlepas dari mulut ini. “ngemut kontol saya sampai segitu nya. Suka kontol ya? Suka jadi Pelacur ya?”, lecehnya terus-terusan menjatuhkan harga diriku. “Katai aku yang lebih lagi, pak. Aku memang Pelacur”, batinku berteriak menginginkan pelecehannya lagi. Bibir serta wajahku di pukul oleh kontolnya dan menyuruhku untuk membuka mulut lagi. Aku kembali harus melayani nafsunya dengan mulut. Jujur saja mulutku sudah merasa pegal karna harus terbuka menerima setiap sodokan yang diberikan. Pak Tirta menyerang mulutku seperti sebelumnya diaman ujung kepala kontolnya ia tekan masuk sampai ke tenggorokan dan hal itu yang sama sekali belum membuatku terbiasa karna setiap pak Tirta melakukan hal tersebut aku masih merasa ingin muntah dibuatnya. Beberapa kali ingin muntah membuatku tersedak dimana air liurku ikut keluar dari hidung dan air mataku kembali mengalir. “Aaakkkhhsssss…..mulutmu memang yang terbaik, bu. Memang pantas banget mulutmu buat pembersih kontol. Sssshhhhh…..oouuggghhhhh…” Mulut dan tenggorokanku tiba-tiba penuh sesak dijejali oleh batang kontol pak Tirta dan saking dalamnya ia tusukan kontolnya itu sampai tertanam ke tenggorokanku. Rasanya aku sangat susah untuk bernafas dan tentunya tenggorokanku merasakan sakit. Bagaimana tak sakit, ibarat makan pisang Ambon secara utuh tapi tanpa aku kunyah terlebih dahulu. Pak Tirta menahan kembali kontolnya di dalam mulut serta tenggorokanku ini dan ia tahan lebih lama dari sebelumnya sehingga membuatku kelabakan karna mulai kehabisan nafas. Walau aku tau jika pak Tirta melihat apa yang sedang terjadi padaku, dia tetap saja menahan kepalaku. Aku yang mulai panik karena tak bisa bernafas buru-buru memukul-mukul paha serta tangannya yang sedang menahan kepalaku ini, berharap pak Tirta mau melepaskan genggaman tangannya itu. Baru kali ini aku merasakan panik saat di Setubuhi orang, maksudnya panik saat aku sudah menikmati semuanya. Jika panik karna di perkosa dulu sih beda. Walau aku meronta tapi sepertinya apa yang aku lakukan itu percuma saja karna semakin aku meronta untuk melepaskan kontolnya dari mulutku justru pak Tirta semakin dalam pula kontolnya masuk ke dalam. Sungguh, sungguh rahangku semakin terasa pegal. “Tolong lepaskan duku, pak. Aku bisa mati kehabisan nafas kalo seperti ini”, batinku mencoba ikut memohon. “Enak banget mulut kotormu ini, bu. Ssshhhh…Aaaakkkkhhh….”, Desah nikmat pak Tirta sementara aku sebagai pemilik mulutnya malah sedang tersiksa. “saya bakal lepasin, tapi nanti saya bolehkan pake pantatnya?” Pantatku sudah tak perawan lagi bahkan sudah beberapa kali dipakai dan karna aku tak mau tersiksa seperti ini terus maka jalan yang harus ku pilih akan memperbolehkan pria ini menikmati pula lubang sempitku yang lain. Aku mengangguk dan saat mengangguk akhirnya pak Tirta memenuhi janjinya untuk melepaskan kontolnya dari mulutku. “Uhuk…Uhuk….Uhuk…”, aku terbatuk tak terkontrol dengan dibarengi nafasku yang sudah tak karuan. Dadaku naik turun mencari udara segar dan detak jantungku sudah sangat berantakan. Sementara kulihat pak Tirta sedang mengocok kontolnya yang sangat basah oleh air liurku itu dan ekspresi wajahnya yang tergambar bahwa pak Tirta menikmati keadaanku ini. Sialan memang aku seperti mainan saja di depan pria ini. Mainan yang ia permainkan sesuka hatinya. “hhaaahhhh….hhaaahhhh….bapak apa-apaan sih? Bisa pingsan aku kalo di gituan terus, bahkan kalo sampai saya mati gimana karna kehabisan nafas?”, ucapku dengan nafas yang masih berantakan. “mama mungkin saya biarin wanita seperti bu Widya ini mati. Sayang kan mulut, memek sama lubang lainnya kalo ga di manfaatin dengan baik” “Tapi tetap saja pak…” “Tetap saja gimana, bu? Tetap saja bu Widya suka maksudnya?” “cepat selesaikan saja, pak. Katanya tadi mau pake pantat saya? Cepat lakukan, saya mau ketemu anak saya soalnya” “Ga usah buru-buru gitu, bu. Anak ibu juga pasti sekarang lagi main kuda-kudaan sama istri saya jadi ibu nikmatin aja main kuda-kudanya sama saya. Hehehe…” “Terserah bapak ajalah, tapi cepetan lakukan” “Tapi sebelum saya pake pantatnya, saya mau bu Widya Sepongin kontol saya lagi sampai keluar habis itu baru deh saya genjot pantatnya” “gimana sih, pak tadi katanya mau pake pantat tapi kenapa mulut saya lagi. Mulut saya udah pegal dari tadi di isi sama kontol bapak” “Tenang aja, bu. Saya ga bakal entotin mulut bu Widya lagi. Saya bakal serahin semua kendali sama ibu jadi dengan kata lain ibu yang harus puasin kontol saya pake mulut ibu itu. Saya diam kok ga bakal kaya tadi, gimana?” Aku berpikir sejenak mencerna perkataan pak Tirta itu dan meneliti raut wajahnya apakah ada dusta lagi atau tidak, namun semakin aku memikirkannya aku malah menjadi tak tahan sendiri merasakan momen di mana pantatku di masuki oleh sebuah kontol lagi karna Evan sangat jarang melakukannya. Mungkin dengan Evan penggambarannya 10 kali bersetubuh hanya 1 kali ia lakukan anal seks terhadapku. Setelah dipikir , aku mendorong tubuh pak Tirta sehingga ia kini duduk di kursi demgan kontolnya uang mengacung dengan tegak tepat di depanku lalu aku menangkapnya. Menggunakan tangan lembutku ini aku mulai langsung dengan cepat untuk mengocok kontolnya, berharap pak Tirta cepat mendapatkan klimaksnya sehingga ia segera bisa memulai untuk menyetubuhiku secara asli lewat pantatku. Bukan hanya gerakan mengocok yang aku lalukan, aku juga menyedot memasukkan kembali kontol tersebut ke dalam mulutku dan ku sedot kuat-kuat sambil sesekali ku jilati lubang kencingnya supaya pria tersebut merasakan nikmat bercampur geli sehingga akan cepat klimaks. “ssllluuurrrppp…ssllluuurrrppp…ssllluuurrrppp…”, servisku sambil ke tatap wajah pak Tirta dari bawah dimana aku tengah mengulum kontolnya. “Ugggghhhh….ssshhhhh…enak banget bu. Ternyata bu Widya pintar juga. Udah berapa kontol, bu yang pernah ibu puasin?”, aku mendengus mendengar pertanyaannya itu tanpa menghentikan aktivitasku membuatnya segera klimaks dan justru perkataannya itu membuatku memperkuat sedotan serta kocokkan mulutku. “Aaakkkkhhhhss…..gila enak banget. Cepet keluar kalo kaya gini deh. Ssshhhhh….pelan-pelan aja, bu. Oouuggghhhhh….bisa keluar saya. Ssshhhhh….”, bodo amat, tujuanku memang supaya bapak keluar dengan cepat. Erangan pak Tirta itu membuatku mempunyai ide baru yaitu aku akan menggodanya lagi supaya pria ini cepat keluar mencapai klimaksnya dan mulutku nantinya tak akan pegal lagi untuk memuaskan kontolnya. Karena aku juga ingin di puaskan, memangnya kau saja pria buncit. Dalam keadaan mulutku mengocok dan menyedot kontolnya aku tersenyum dan melepaskan sejenak kontolnya itu dari mulutku. “masa di sepong aja udah mau keluar”, godaku sambil mengedipkan mata. Astaga binal sekali aku ini sampai berani menggodanya bak perempuan murahan. Setelah mengatakan hal itu, aku kembali memasukkan kontolnya. “Aaakkkkhhhhss….sialan ini Lonte. Ssshhhhh….” Aku terus saja merangsang batang kontolnya dengan mulut dan lidahku ini hingga beberapa saat kemudian aku merasakan bahwa tubuhnya mulai bergetar seperti menahan sesuatu yang sudah tak dapat ia bendung lagi. Sesuai dugaanku bahwa pak Tirta akan segera berhasil ku buat klimaks. Saat sedang aku gerakan mulutku ini, pak Tirta memegang kepalaku lagi. Apa ini? Pikirku karna dia bilangnya tak akan melakukan hal kasar seperti tadi tapi nyatanya ia akan kembali memaksa kepalaku sesuai kehendaknya. Tapi saat ku pikir biar saja lah, lagian dia juga melakukannya karna akan klimaks. Kepalaku kembali dipegang oleh pak Tirta dan tangannya kembali memaksa kepalaku untuk bergerak lebih cepat dan dalam ke arah selangkangannya sehingga ujung kepala kontolnya kembali menghantam tenggorokanku. GLOK!!! GLOK!!! GLOK!!! “Rasakan ini, bu. Siapa suruh buat saya mau keluar begini. Rasakan ini mulut Lonte. Aaaakkkkhhh…ssshhhhh…”, kepalaku dipaksa untuk bergerak dengan cepat. Gerakannya bertambah semakin cepat saat kontolnya ku rasa semakin terasa panas di dalam mulutku dan semakin membesar pula. Pak Tirta mencabut kontolnya yang sudah siap menyemburkan cairan putihnya itu dan ia kocok tepat di depan wajahku yang cantik ini. Ia kocok kontolnya sendiri dengan cepat sambil satu tangannya menjambak rambutku supaya wajahku tetap mengadah ke atas. “Aaakkkhh….wanita Lonte… Sssssshhhh…sekarang buka mulutmu, bu. Saya pengen pejuhin wajah murahanmu itu. Ssshhhh….” “Aaaakkkkhhh!!!”, Erangku karna rambutku ini ditarik ke belakang oleh pak Tirta sehingga buka hanya wajahku yang mengadah ke atas tapi mulutku juga terbuka. CROT!!! CROT!!! CROT!!! Sekitar tujuh kali semburan peju hangat segera meluncur deras menerpa kulit wajahku ini dengan sangat banyak jumlahnya. Rasanya sungguh hangat dan terasa lengket pula dan baunya pun sangat khas. Ia semprot wajahku menggunakan peju nya tapi ada juga yang masuk ke dalam mulutku karna mulutku sedang terbuka. Selama beberapa menit setelah aku membuat pak Tirta klimaks, aku mulai mengocok kontolnya yang terlihat mulai bangkit lagi dan ia juga memandangi ku dengan tatapan yang masih memancarkan sebuah kelaparan. Aku tahu bahwa pria ini tipe orang yang gampang terangsang akan wanita dan apalagi wanita uang emang memenuhi kriterianya sebagai pemuas dan wanita itu sepertiku ini. Ku cokok terus kontolnya dan aku usapkan juga beberapa kali ke payudaraku dan aku jepit juga di tengah-tengah. Ternyata berhasil usahaku dimana kontol pak tirta sudah keras kembali di jepitan kedua payudaraku ini dan sebuah pujian kotor aku dapatkan dari mulutnya. “Pintar juga buat kontol saya ngaceng lagi. Bu Widya ga sabar pengen saya entotin ya?”, aku tak menjawab, yang aku lakukan justru meremas keras kontolnya sehingga membuat pak Tirta mengaduh kesakitan. “Jangan marah dong, bu. Iya-iya….sekarang ibu nungging biar saya mulai hajar pantatnya”, ucapnya membantuku berdiri tapi bukan tanganku yang ia tarik melainkan kedua payudaraku yang ditarik. Aku yang sudah tak peduli lagi dan yang kuinginkan hanya balasan kenikmatan karna aku sudah memuaskannya, aku dengan nafsu yang sudah di ubun-ubun segera memosisikan tubuhku untuk menungging sambil tanganku berpegangan pada meja kerja pak Tirta. Aku sudah seperti anjing betina yang sudah siap untuk dibuahi oleh pejantannya dengan sebelumnya rok hitamku sudah disingkap oleh pak Tirto sampai batas pinggang sehingga menampilkan kondisi diriku yang menungging memakai Garter Belt masih dengan celana dalamku yang melekat rapi menutupi memekku. Sebelum membuka lebar kedua kakiku, pak Tirta menarik celana dalam yang aku pakai hingga sobek. Kondisiku yang tengah menunggingkan pantat membuat memekku yang merekah sudah basah bisa terlihat jelas oleh mata mesumnya. Dengan satu tangan ia menyibakkan bibir memekku lebar-lebar, memamerkan lubang kenikmatannya yang sudah berwarna merah dan berlendir ini. PLEK!!! PLEK!!! Di tepuknya memekku dengan tangannya membuat suara basah pada memekku terdengar jelas. “Saya entotin memeknya dulu gimana, bu? Habis itu kalo saya mau keluar baru saya masukin ke pantat dan saya keluarin di dalamnya juga”, tanyanya masih menepuk-nepuk memekku. “terserah bapak aja, asal jangan keterusan dan buang di memek saya. Nanti bakal saya bilangin sama anak saya” “siap, Lonteku” Kali ini bukan tangannya yang menepuk memekku tapi digantikan oleh kontolnya dan beberapa kali juga ujung kepala kontolnya di gesekkan pada bibir memekku dan menekanya secara perlahan seperti sedang memastikan lubang memekku muat atau tidak dengan kontolnya. Padahal sudah jelas muat, punya Evan aja yang lebih besar muat apalagi punyamu, pak. “Mana yang harus saya entotin dulu, bu?”, tanyanya masih melakukan gerakan yang sama dimana hal itu mampu mempermainkan birahiku. “Memekku, pak. Entot memekku”, bodo amat, lagian aku bersikap sok alim pun pria ini sudah memanggilku Lonte, Pelacur dan sebagainya. “Pelacur ya? Lonte ya? Murahan banget sih sampe minta memeknya saya entotin”. Bajingan aku benar-benar di permainkan. PLAK!!! PLAK!!! Pantatku kembali ia tampar sampai aku mengaduh perih dibuatnya. “PLAK!!!! NAKAL!!! PLAK!!! MEMEK LONTE!!! PLAK!!! PELACUR BINAL!!!” Sial, bukannya pak Tirta menghentikan tamparan tangannya ia malah berulang kali menampari pantatku ini mungkin sampai berwarna merah sekarang karna yang aku rasakan pantatku kini panas. “udah dong, pak. Katanya mau entotin saya kenapa malah namparin pantat saya terus. Sakit tau” “maaf, bu habisnya pantat ibu bikin gemas sih. Udah bulat, putih, mulus, padat lagi. Nantangin banget buat saya tampar”, celotehnya dengan seenak hati mengomentari tubuhku ini. “yaudah, siap-siap, bu bakal saya tusuk memeknya” Dengan perlahan ujung kepala jamurnya mulai ia arahkan di lubang memekku dan ia mulai menekannya masuk secara perlahan sampai, “aaakkkkkkhhhh….”, lenguhan kami terdengar bersamaan saat kontol pak Tirta tertanam sempurna di dalam lubang peranakanku. Masuknya kontol pak Tirta membuat dinding kewanitaanku bereaksi dengan mengedut di dalam sana meremas batang kontolnya. Aku yakin pria tua itu menikmati kedutan yang ditimbulkan oleh dinding memekku ini. Aku melakukannya beberapa menit dan selama itu pak Tirta masih saja diam meresapi pijatan nikmat yang sedang aku berikan dan karna aku sendiri sudah tak tahan lagi, aku memintanya untuk segera di mulai dan ternyata pak Tirta menuruti kemauanku tapi….oouuggghhhhh…rasanya tubuhku seperti tersengat listrik disaat memekku ini langsung dihajar dengan cepat olehnya. Mungkin karna mendengar rintihan yang keluar dari mulutku ini, pak Tirta semakin bernafsu membuatku merintih dan mengerang lebih keras lagi. Dengan sekuat tenaga pak Tirta menghajar memekku dengan gerakan brutal. Aaakkkhhhh…kasar sekali pria tua ini, tapi rasanya semakin nikmat ku rasa. “Ooouuugghhh….bisa juga rasain memekmu lagi Lonte. Kayaknya saya memang harus berterima kasih sama anakmu, bu. Sssshhhhh….sudah memberi kesempatan bapak buat ikut rasain tubuhmu ini. Sssshhhhh….” Baru saja memekku di hujam keras oleh kontol pak Tirto aku kembali teringat akan Evan dan saat ku lihat jam pun sudah lewat satu jam, itu harusnya anakku sudah selesai bersama Reni. Dalam keadaan menungging dan tengah di sodok dari belakang oleh pak Tirta, aku meminta padanya untuk meminjam telepon di meja kerjanya itu. Sempat ia bertanya untuk apa aku menggunakan telepon dan ku jawab untuk menelepon anakku. Tubuhku terdorong maju mundur mengikuti gerakan selangkangan pak Tirto, aku memencet beberapa nomor dan menunggu jawaban dari anakku. Telepon terangkat dan aku melihat dari kaca transparan di depanku ini bahwa Evan sudah turun dari lantai dua dan berjalan duduk di salah satu bangku tunggu. Posisi duduknya tak terlalu jauh dari kaca ruangan pak Tirta dimana dibalik kaca itu aku sedang digenjot. “Mamah dimana sama pak Tirta? Tadi saya tanya bu Reni dia juga ga tau pak Tirta ajak mamah kemana. Apa pak Tirta masih pake mamah?” “Iyaaahhh…Iyaaahhh, nak… pak Tirta masih belum keluar ini. Sssshhhhh….aaakkkkkkhhhh….” “mamah dimana sih?” “kamu tunggu aja, nak. Sssshhhhh….nanti kalo bapak sudah selesai genjot memek mamahmu ini. Sssshhhhh….bapak bakal balikin kok. Bentar lagi, tunggu aja. Sial enak banget memekmu, bu. Ssshhhhh….”, ucap pak Tirta dengan dengan mendekatkan mulutnya di telingaku. Pak Tirta makin bernafsu menggenjotku dan ia kini sambil menarik rambutku dari belakang, menjadikan rambutku sebagai tali kekang pada sebuah kuda, bukan kuda pacu dalam perlombaan tapi kuda binalnya dengan mengataiku sebagai Lonte nya. PLOK!!! PLOK!!! PLOK!!! Suara yang ditimbulkan oleh persetubuhan panas kami menggema di ruangan ini dan tentunya bisa di dengan jelas oleh Evan karna telepon masih tersambung. Evan hanya diam mendengarkan. Namun karna aku masih tak tega jika dia harus mendengarkan mamahnya ini tengah mengerang di genjot kontol orang makanya aku pilih untuk mematikan saja. Beberapa kali kulihat ada telepon yang masuk dan itu tentunya dari Evan tapi aku tak mengangkatinya dan begitu pula dengan pak Tirta yang ingin mengangkatnya tapi langsung aku cegah. “Aaakkkhhhh….Aaaakkkkhhh….”, desahku. “gimana, bu kontol saya nikmat ga?” “Iyaaahhh….nikmat, pak. Eennnaakkkk….sssshhhhh…hajar terus memek lonte ini. Ssshhhh….” “rasakan kontolku ini, Lonte!!!” “Teruss paakkkhhh…. Entot terus memekku in. Ssshhh… teruss..”, aku sudah mulai bisa larut oleh kenikmatan yang di suguhkan oleh pak Tirta dengan kini aku mulai meremas kedua payudaraku sendiri dengan keras untuk meredakan kenikmatan ini. Saat aku sedang keenakan akan sodokan kontolnya, pak Tirta malah menarik keluar kontolnya. Aku kesal dan ingin memintanya untuk dimasukkan kembali, namun belum sempat aku meminta, pak Tirta kembali melesakkan batang kontolnya dengan keras masuk ke dalam memekku lalu ia genjot kembali dengan cepat. Beberapa genjotan dilakukan, pak Tirta kembali menarik kontolnya hingga terlepas dan kembali memasukkannya secara cepat sehingga saat kontolnya itu masuk tubuhku seperti menegang menerimanya. Syaraf di tubuhku bereaksi menerima rangsangan yang amat nikmat ini. Antara tanggung dan geli secara bersamaan. Kegiatan pak Tirto menarik ulur kontolnya itu dilakukan terus sampai empat kali dimana pada akhirnya pak Tirta benar-benar mencabut batang ko tolnya dari memekku ini. “Sekarang giliran pantatmu, bu” CUH!!! CUH!!! CUH!!! Kembali ia meludahiku namun kali ini di lubang pantatku dan ia arahkan ujung kontolnya untuk ia tekan masuk secara perlahan. Karna sudah lama pantatku tak dipakai membuat proses penetrasi ini lumayan membuatku mengerang sakit. Senti demi senti kontol pak Tirta menjebol pertahanan pantatku ini sampai semuanya terbenam ke dalamnya. Untuk kali ini pak Tirta seperti memberiku waktu untuk menyesuaikan lubang pantatku terhadap batang kontolnya. Syukurlah setidaknya pantatku tak langsung dihajar olehnya. Beberapa menit berlalu dan pak Tirta mulai menggerakkan pantatnya maju mundur menumbuk lubang pantatku ini. “Ooouuugghhh…sssshhhhh…gila, bu pantatnya jepit banget di kontol saya. Ssshhh….peju saya bisa cepat keluar ini. Sssshhhhh…” PLAK!!! PLAK!!! PLAK!!! Genjotan yang di lakukan oleh pak Tirta semakin cepat dan lancar di pantatku ini. Aku mulai merasakan bahwa gelombang orgasme ku akan segera aku dapatkan. Sungguh sangat nikmat rasanya. “Aaaakkkkhhh…..Ooouuugghhh…paakkk…ampun saya udah…ga kuat lagi. Sssshhhhh…saya mau keluar, pak”, racauku. “Bareng aja, bu saya juga udah ga kuat pengen keluar. Ssshhhh….sempit banget” “Ga kuat….ga kuat lagiiii….Aaakkkhhhh…aku mau keluaarr…”, Aku meracau siap menyambut gelombang kenikmatan ini demgan meremas payudaraku sendiri dengan sangat kuat. Gila aku bakal orgasme. ” Aku keluuaarr paakkkhhh…” SUUURRRR……SSSUUURRR….. Aku mengalami Squirt yang sangat nikmat, cairan Squirt lu ini menyemprot jauh dengan banyaknya dan sampai menggenang di lantai serta membasahi kedua kaki pak Tirta yang tepat berada di depan memekku itu. Squirt ku terus berdurasi panjang karna pak Tirta terus saja menggenjot pantatku ini hingga ia juga capai puncaknya. “Aaakkkhhhh….kkeluaarrrr…terima peju ku ini Lonte binal!!! Aaakkkkhhhhss….” CROT!!! CROT!!! CROT!!! Tubuhku terus saja bergetar, kelojotan seperti tengah tersetrum aliran listrik dalam jumlah yang banyak dengan sebuah cairan mengucur terus dari lubang kewanitaanku. Sungguh sangat nikmat apa yang sedang aku rasakan ini, aku mendapatkan Squirt yang sangat panjang dan rasanya cairan di tubuhku terbuang semuanya di dalam Squirt yang tengah aku keluarkan ini. Setelah pak Tirta selesai menyemprotkan semua benihnya itu di dalam pantatku dengan sangat banyak dan juga memekku yang sudah berhenti mengalir cairan Squirt ku, tubuhku ambruk ke lantai dimana di lantai itu sudah tergenang oleh cairan Squirt milikku sendiri sehingga aku jatuh di genangan air asin itu. Sementara saat aku jatuh kontol pak Tirta sontak langsung terlepas dari memekku ini. Nafas kami berdua termegah-engah setelah menyelesaikan persetubuhan liar ini. Pak Tirta duduk di kursinya sementara aku masih tergolek lemas di kubangan air Squirt ku sendiri dengan pantatku yang sedikit terbuka meleleh cairan pejunya. Sekitar sepuluh menit kemudian barulah pak Tirta terdengar menghubungi istrinya, Reni untuk membawakan pakaianku dan ternyata benar, tak lama Reni datang dan dibantu olehnya aku memakai bajuku kembali, tapi Bra celana dalam serta Garter Belt yang basah oleh air Squirt ku tak boleh di copot dan harus tetap di pakai. Sementara Bra dan celana dalam asli miliku di minta oleh pak Tirto karna akan ia gunakan saat dirinya kangen dengan tubuhku ini. Ia berujar bahwa mungkin pertemuan kami ini pertama dan yang terakhir kali. Tapi syukurnya kalo begitu. Setelah pakaian kami rapi, kami pergi keluar dari ruang kerja pak Tirta ini menemui anakku yang sedang menunggu di ruang tunggu sejak tadi. “Makasih banget, mas. Mamah mas enak banget dan kayaknya saya ketagihan. Kalo mas mau minta bantuan saya lagi atau mau tukar pasangan saya siap dengan senang hati”, ujar pak Tirta dan Evan tersenyum. “istri bapak juga enak. Tapi kayaknya ga deh, pak” Setelah berbincang sedikit aku diajak anakku untuk pulang dan saat menuju mobil aku menggandeng tangannya layaknya seorang pasangan. Masa bodo orang melihatku. Evan memang anakku tapi dia juga suami untukku juga. Hihihihi….nakalnya aku. Aku senang merasa sangat bahagia hari ini. Bukan Bahagia karna aku bisa merasakan kontol lagi ya, tapi bahagia karna ternyata rasa sayangku sama anakku ini semakin besar dan senang karna di balik fantasi gilanya, ia masih sangat peduli terhadapku. Aku juga tertawa saat mengingat saat Evan berkata sesuatu tadi pada pak Tirta sebelum pergi. Anakku berkata, “semoga bisa jadi anak ya, pak. Walau kemungkinan sangat kecil tapi Kalo jadi tolong jaga anak saya ya, pak” . . . *Bersambung… Daftar Part Terimakasih Ibu Jadi soal saya kepengin begituan dengan ibu memang bener-bener lho Namaku Anto,aku karyawan di sebuah Pabrik ternama di Kota Tangerang Cerita sedarah ini dilakukan oleh adik ipar ketika disuruh sebagai pemijat oleh kaka ipar dia, Awal terjadinya di tahun maret 2008 Wanita yg ingin pantat di jilat sambil telan air pantatnya Widya, Kisah Seorang Ibu Rumah Tangga Widya, Seorang Ibu rumah tangga yang bertubuh binal dan sangat aduhai. Tidak usah lama lama, langsung saja baca ceritanya Gasssss List Part Part 27 Gara – gara Katering 2 Tamat Baca Part 26 Gara – gara Katering 1 Baca Part 25 Berpacu Dalam Birahi Baca Part 24 Hadiah Pijat Untukku dari Anakku 2 Baca Part 23 Hadiah Pijat Untukku dari Anakku Baca Part 22 Rewatch Baca Part 21 Pleasure Baca Part 20 Gift Me a Diamond Baca Part 19 Slavery Baca Part 18 Live Streaming Baca Part 17 Hukuman Dari Seorang Anak Baca Part 16 Rahasia Dibalik Rahasia Baca Part 15 Perubahan Kian Terasa Baca Part 14 Lingkaran Nafsu Manusia Baca Part 13 Ternyata Baca Part 12 Teman Anakku Baca Part 11 Perintah Misterius Baca Part 10 Hasrat Binal Baca Part 09 Fantasi Sang Mertua Dan Maaf, Ini Nikmat Baca Part 08 Untitled Baca Part 07 Tragedi Di Terminal Lagi Baca Part 06 Malam Penaklukan Baca Part 05 Perasaanlah Yang Membuat Kita Bersama Baca Part 04 Kepuasan Seorang Janda Bersama Pria Tua Baca Part 03 Untuk Pertama Kalinya Baca Part 02 Kebinalan Baca Part 01 Berawal Dari Sebuah Saran Tetangga Baca
Suaminyaseorang pelaut (anak buah kapal) dan isterinya ibu rumah tangga. Pada awalnya aku tidak terlalu peduli dengan kehadiran tetangga baru itu, walaupun ketika mereka datang memperkenalkan diri ke rumah aku sedikit terpukau dengan sang isteri yang punya body seksi dan montok. Pada saat itu aku merasa keterpukauanku hanyalah hal biasa saja.
SedangkanBundaku yang bernama Asifa Khan adalah wanita keturunan Pakistan berusia 39 tahun dengan postur tinggi 170 cm dan berat 68 kg bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga namun juga memiliki bisnis online baju-baju perempuan yang ia jalankan dari rumah. Percampuran darah Tionghoa-Pakistan inilah yang akhirnya berpengaruh pada fisikku. Bq2vNrW.
  • gg2u5vnv25.pages.dev/359
  • gg2u5vnv25.pages.dev/183
  • gg2u5vnv25.pages.dev/396
  • gg2u5vnv25.pages.dev/197
  • gg2u5vnv25.pages.dev/86
  • gg2u5vnv25.pages.dev/359
  • gg2u5vnv25.pages.dev/220
  • gg2u5vnv25.pages.dev/219
  • gg2u5vnv25.pages.dev/388
  • cerita mesum ibu rumah tangga